Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Test link

Realistic Mathematic Education

2 min read
Matematika bukan identik dengan “momok’’, matematika merupakan sumber dari segala ilmu yang harus ditanamkan sejak dini. Jadi anggapan bahwa matematika adalah momok mata pelajaran adalah tidak benar,matematika adalah ilmu yang sangat menyenangkan dan paling cocok untuk semua tingkatan usia.
Setiap kali kita mendengar kata”Matematika” yang terbayang adalah sederet soal (masalah) yang membuat kepala pusing tujuh keliling, jantung berdebar, tangan gemetar. Nah, bila kamu termasuk dalam kelompok di atas berarti kita belum mengetahui cara pembelajaran yang menyenangkan dalam bidang studi matematika. Mau tahu istilahnya? Dalam dunia pendidikan dikenal istilah Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) atau Realistic Mathematic Education (RME). Sekarang kita harus tahu cara menerapkan metode PMR tersebut untuk mengajarkan siswa-siswa atau anak-anak bidang studi Matematika.
Kalau kita bicara matematika sebenarnya kita dihadapkan pada benda-benda abstrak yang semua itu hanya ada pada pikiran saja, sehingga segala sesuatunya disajikan dalam bentuk lambang atau symbol. Maka dari itu kita harus pandai-pandai merubah dari abstrak menjadi kongkrit( nyata) . jadi menggunakan gambar, model sangatlah diperlukan.
Sebagai contoh, untuk siswa kelas satu Sekolah Dasar (SD), yang belajar penjumlahan dan pengurangan, bisa menggunakan batu-batu kecil atau permen sebagai alat bantu dalam penerapan metode PMR ini disamping mudah kita dapatkan alat bantu tersebut, anak juga senang akan melihat makanan kesukaannya ( permen ).
Sebagai langkah awal, saat siswa akan menjumlahkan 3 + 6 = ? Siswa dianjurkan untuk mengambil 3 permen dengan cara dihitung satu persatu kemudian diletakkan di piring (misalnya) lalu siswa mengambil 6 permen  lagi dan dimasukkan juga ke dalam piring. Selanjutnya siswa menghitung semua batu yang ada di dalam piring. Nah,… menyenangkan sekali bagi siswa-siswa kita. Ternyata jumlah semuanya ada 9 permen.apalagi permenya dikasihkan pada anak yang menjawab benar. 
 Selanjutnya untuk siswa SMP kelas VII (tujuh) yang belajar pecahan, misalnya, dapat menggunakan roti sebagai alat peraganya. Sehingga saat siswa dikenalkan dengan pecahan ½  siswa dapat memotong rotinya menjadi 2 bagian, pecahan ¼ dengan memotong menjadi 4 bagian begitu seterusnya, dan sekaligus anak disuruh membandingkan mana yang lebih besar ½ atau ¼
 Tentunya , dengan cara di atas setiap siswa akan merasakan Matematika sebagai suatu pelajaran yang menyenangkan, menggairahkan karena aktivitasnya dilakukan sambil bermain dalam situasi yang tidak menegangkan.

Lebih jelasnya silahkan download file dibawah ini.
Pembelajaran Matematika Realistik

You may like these posts

  • Cooperative Integrated Reading and Composition atau yang biasa disebut dengan singkatan CIRC, merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran cooperative learning. Pada awalnya C…
  • MembacaPerintah Allah SWT yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW iyalah membaca. Hal ini tercantum dalam surat Al-‘Alaq ayat 1. Yang berbunyi1. Bacalah...Membaca mer…
  •       Pada hakikatnya di dalam belajar senantiasa ada rintangan dan hambatan yang akan mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa. Faktor penyebab kesulitan …
  • Kini seiring dengan kemajuan zaman, media yang digunakan tidak harus dengan media yang berupa benda nyata. Dengan adanya komputer, kini telah dikembangkan berbagai cara untuk turut…
  • Matematika, sampai sekarang ini masih dianggap momok yang menakutkan buat para siswa dikala menghadapi ujian. Lalu bagaimana cara untuk belajar matematika yang baik? Agar bisa paha…
  • Anak-anak kita kebanyakan dari mereka lebih senang untuk bermain-main saja, ni lebih terjadi antara ketika masih duduk di bangku SD hingga SMP kelas VII. untuk memberikan motivasi …

Post a Comment